Istri Yang Sangat Depresi Karena Mengemis Cinta Dari Sangsuami - Pelara

Istri Yang Sangat Depresi Karena Mengemis Cinta Dari Sangsuami

 

Saya tidak nyaman untuk berbicara di sana karena banyak orang di sana yang lebih sedih dari saya dari curhatan yang mereka tulis di grup tersebut.

Mengharapkan cinta suami? Itu benar bahwa suaminya tidak lagi mencintai istrinya, bukan? Ini bukan tentang kehilangan cinta suami atau berpindah ke orang lain.

Namun, ingin bergibah. Saya ingin membahas tulisan saya di grup Facebook MotherHope Indonesia (MHI), hahaha.


Ada yang bergabung dengan grup Facebook tersebut?

Bagi yang belum tahu, grup FB MHI adalah sebuah grup yang didirikan untuk membantu ibu yang terkena depresi pasca melahirkan. Grup ini didirikan karena foundernya, yang sebelumnya hampir bunuh diri bersama anaknya karena tidak mendapatkan dukungan saat mengalami depresi pasca melahirkan.

Selama dua tahun terakhir, saya telah menjadi anggota grup ini. Namun, lucunya, saya belum pernah menulis curcol di sana. Sebaliknya, setiap kali saya menulis, itu adalah tulisan bijak, yang anehnya ditolak oleh admin dengan cepat.


Apa tanggapannya?

Saya tidak nyaman untuk berbicara di sana karena banyak orang di sana yang lebih sedih dari saya dari curhatan yang mereka tulis di grup tersebut.

Hasilnya, saya malah menulis kisah yang penuh inspirasi daripada berbicara.

Saat itu, saya secara tidak sengaja membaca curhatan yang ditulis oleh salah satu anggotanya di sana.

Sebenarnya, curhatan seperti itu sudah sangat umum di grup tersebut.

Apalagi jika bukan untuk curhatin suaminya yang kurang perhatian yang membuatnya kurang mengerti.

Akibatnya, si ibu menjadi semakin depresi, tidak bisa menahan emosinya, dan masalah lainnya.

Bahkan ada saat-saat ketika dia berpikir, apa artinya membunuh diri agar suaminya menyadari?

Sangat tepat! Persis yang mirip dengan yang saya alami sebelumnya.

Hingga nyaris mau bunuh diri, meskipun benar-benar rugi.

Tidak mungkin suami menderita dan bahkan mencari wanita lain dengan cepat. Wkwkwk.....

Lebih parahnya lagi, mereka yang memutuskan untuk bunuh diri juga memiliki kemungkinan untuk pergi ke neraka.

Tuhan, bisakah Anda membayangkan itu?

Di dunia yang penuh penderitaan, kematian adalah hal yang sama buruknya!

Itu tidak adil!

Baiklah Aku, tetap fokus! ckckck. 😅😅

Karena membaca curhatan tersebut, saya kadang-kadang tidak bisa menahan diri untuk menulis komentar. Namun, karena jari saya tidak bisa berhenti menulis, komentar ini cukup panjang.

Saya akhirnya memutuskan untuk menyingkirkannya dari kolom komentar curhatan dan mengirimkannya langsung ke kolom feed grup.

Setelah subuh, itu disetujui oleh manajemennya, dan tanggapannya cukup ramai.


Ketika Cinta dan Perhatian Suami Dicuri oleh Depresi yang Nyaris Bunuh Diri

Saya benar-benar berada dalam situasi yang sama seperti banyak istri-istri, terutama selama pandemi ini.

Selain itu, mereka yang telah mengikuti posting saya sebelumnya di blog pribadi saya,  pasti mengetahui kondisi saya saat itu.

Mood seperti roller coaster.

Saya merasa marah, kesal, bete, sedih, ilfil, dan semua hal lainnya bercampur menjadi satu sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengambil obat sebanyak mungkin.

Semoga dia tidak mati. eaeaeaea

Namun, apakah semua upaya saya berhasil?

Itu sama sekali tidak!

Dengan demikian, suami malah semakin tidak jelas.

Sampai saya berbicara dengan beberapa psikolog, baik yang berbayar maupun tidak.

Dari semua keluhan tersebut, satu-satunya tanggapan yang diberikan oleh psikolog adalah keprihatinan terhadap pasangan.

Fokuskan pada hal lain yang saya sukai.

Btw, mahasiswa psikolog yang bahkan belum menikah malah menyarankan penyaluran energi. Wkwkwkw......

Apakah saya akan mengikuti saran tersebut dengan segera?

Tidak! Hahaha.

Alasannya hampir mirip dengan alasan kebanyakan istri-istri di grup tersebut.

Dengan demikian, apa yang membuatnya signifikan bagi pasangan?

Namun, kondisi kita sendiri juga perlu signifikan, tanpa pamrih.

Sulit untuk mengetahuinya. Mungkin dia akan lupa jika dia terlalu sibuk, hahaha.

Apa hasilnya?

Istri menjadi semakin depresi karena tidak bisa berkomunikasi dengan suaminya, dan suami pusing melihat istri menjadi depresi, lalu kabur.

Yang ada bubar.

Tidak masalah jika pembubaran jalan bertanggung jawab.

Setidaknya, korban yang terabaikan tidak termasuk anak-anak.

Masalahnya adalah bahwa ini tidak pernah menyelesaikan masalah.

Ada kemungkinan bahwa istri akhirnya menjadi gila, mulai dari mengira dirinya gila sampai akhirnya menjadi gila karena terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak terjadi.

Saya beruntung, alhamdulillah. Allah masih sayang pada saya, jadi saya menemukan waktu dan situasi yang memungkinkan saya menemukan jalan baru menuju ketenangan hati, meskipun jalan itu tidak mulus seperti yang digambarkan oleh para selebgram.

Akhirnya, saya dapat melepaskan diri dari kesulitan saya yang seperti pungguk yang menunggu bulan melalui cinta suami yang berbentuk pengertian bagi saya.

Dan alhamdulillah, energi tersebut telah dialihkan ke hal lain, yaitu melakukan hal yang saya sukai dan dapat saya lakukan, meskipun dengan susah payah, yaitu menulis blog.

Saya secara bertahap, tetapi pasti, menenggelamkan diri dalam menulis di blog sehingga saya dapat menulis setiap hari selama setahun penuh.

Menulis dan menulis menghasilkan uang melalui blog.

Dan iya, saya dapat menghasilkan uang dari dorongan yang saya berikan kepada blog dari suami saya.

Saya telah menanamkan dalam pikiran saya sejak awal bahwa Saya harus memperhatikan suami saya yang membuatnya kesal, stres, depresi, marah-marah, dan sakit hati, dan mengalihkan perhatian mereka ke pencarian uang, karena uang dapat memberi Anda kebahagiaan. 

Eaaahhh, hahahaha.


Mengalihkan Energi, Menghasilkan Uang dan Berbagai Manfaat Lainnya

Sejak saya menikmati hobi ini, saya menulis dan menulis setiap malam. Saya bahkan bisa tidur sampai mata tidak bisa dibuka lagi karena sangat ngantuk.

Meskipun tampak tidak sehat, jiwa saya secara bertahap mendapatkan kesejahteraan.

semua karena energi saya habis untuk memikirkan hal-hal yang mengecewakan yang dilakukan suami saya.

Jika Anda ingin berantem, orang-orang memikirkan bahwa Anda hanya tidak dapat berantem.

Suami juga berubah menjadi lebih baik sejak tanpa aba-aba, lebih sering pulang dan lebih peduli pada anak-anak.

Dan setelahnya, saya pikir saya adalah penyebab masalah karena saya tidak bisa mengalah untuk menang.

Dan apa yang saya peroleh?

Bukan hanya sikap suami saya yang perlahan membaik, tetapi juga penghasilan saya, yang dapat memberi saya kebahagiaan dengan membeli barang-barang yang saya impikan.

(Orang yang mengatakan bahwa uang tidak dapat membeli kebahagiaan adalah omong kosong, hahaha)

Jika istri depresi dan mengemis cinta suaminya sesuai kebutuhannya, hal ini mungkin salah satu tindakan yang dapat diambilnya.

Memang, suami adalah makhluk lelaki dengan sifat yang berbeda dari wanita.

Laki-laki biasanya bekerja di luar, sehingga sulit untuk mengatasi depresi.

Oleh karena itu, mereka tidak terbiasa dengan tekanan untuk bertindak seperti istri yang marah-marah.

Dalam kasus seperti itu, ada perlunya satu pihak yang bersedia mengalah.

Suami sulit mengalah karena cara berpikirnya. Namun, tidak ada gunanya meminta istri yang sudah depresi untuk mengalah.

Alhamdulillah, saya dapat menikmati hobi saya yang saya kerjakan dan buat.

Suami dapat masuk dengan lebih mudah dan memperbaiki sikapnya sendiri ketika semua sudah tenang.

Namun, dicatat bahwa jika ingin mengalihkan energi dengan cara ini, pastikan untuk tidak kebablasan. Ini disebabkan oleh kemungkinan bahwa pada saat itu Anda akan memiliki uang dan tentunya dapat berdiri sendiri, sehingga Anda akan lebih bahagia dengan pasangan Anda.


Bubar grak benar-benar, hahaha.


Itu saja.



Belum ada Komentar untuk "Istri Yang Sangat Depresi Karena Mengemis Cinta Dari Sangsuami"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel